Diberdayakan oleh Blogger.

Asyiknya Mangrove Clinic di Hari Menanam Nasional

28 November 2015 adalah momentum reforestasi dan pengembalian ekosistem alam yang kian lama tergerus pembangunan. Pada hari itu, jutaan manusia serempak di berbagai daerah seantero Nusantara dengan  khidmat merayakannya dengan aksi menanam pohon secara massal. Bayangkan saja, jika kesadaran yang masih dinilai agak utopis itu terwujud. Tentu bakal jadi revolusi besar-besaran, ah... tak perlu dibesar-besarkan apalagi dengan revolusi mental yang kian terpental. Indonesia sudah besar sedari nenek moyang. Hanyalah kita harus menjaga dan merawatnya. Menanam mangrove misalnya.

*serius amat* 
 

Jadi gini,.. kabupaten Kebumen satu dari 35 Kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki garis pantai dengan panjang lebih dari 96 Kilometer. Bersentuhan langsung Samudera Hindia, tentu menjadi alasan kuat mengapa harus ada ketahanan ekosistem penjaga keasriannya. Iyalah, soalnya ini berkaca pada peristiwa tsunami Aceh beberapa tahun silam. Dampaknya kerasa sampai sini loh.. Maka dari itu, sangat layak bila mengangkat kembali Pariwisata sektor pantai yang berbasis Ekowisata.

Penanaman Mangrove
Pantai Logending terletak di perbatasan Kecamatan Ayah dan Cilacap. Dipisahkan oleh sungai Bodo. Nah, muara sungai inilah yang menjadi lahan penanaman Mangrove jenis Rhizophora Mucronata. Keunggulannya, selain bisa menjadi habitat berbagai macam biota muara sungai, juga bisa menghimpun lumpur.

Komunitas Pantai Selatan (PANSELA) merupakan penggerak utama yang mengenalkan kepada masyarakat tentang pentingnya kawasan hutan bakau. Mereka terhimpun dari berbagai latar belakang, termasuk para mantan anak jalanan. Berkat dedikasinya, kini ada lebih dari 35 hektar lahan hutan bakau berhasil dihijaukan kembali.




Mangrove Clinic, sesi edukasi tentang seluk beluk mangrove dari jenis tanaman hingga cara merawat, dan tentu saja berbagai cerita perjalanan aktifis PANSELA yang menginspirasi komunitas pemuda pegiat sekaligus kolabolator pariwisata seperti Explore Kebumen . Ada 40 orang lebih terdiri dari berbagai komunitas turut meramaikan dan ingin belajar tentang Mangrove. Awalnya kami hanya mengira acara semacam ini akan sepi peminat, ternyata diluar dugaan.


Menyulam Bibit
Selain diajarkan menanam bakau, ada juga sesi menyulam bibit bakau. Bibit yang sudah mulai mengering diganti dengan bibit yang baru. Hal ini harus rutin dilakukan cek, supaya pembibitan tetap berjalan.







Mengupas Kerang Tiram
Kami juga dikenalkan dengan aktivitas penduduk sekitar muara Sungai Bodo, yang kata Mas Agus Saptanudin bisa dikembangkan menjadi atraksi pemikat wisatawan. Yaitu, setiap pagi hari Ibu-ibu rajin mengupas kerang tiram. Tampaknya sederhana saja, tapi siapa tau lho, ternyata mengupasnya gak boleh asal. Perlu skill dan ketrampilan khusus. Kalau asal bacok saja, malah daging kerang tiram nantinya tidak enak, dan hasilnya lebih sedikit. Nampaknya Ibu-ibu disini rutin sejak sedari remaja mencari kerang tiram. Selain untuk konsumsi pribadi, juga biasa dijual satu kantong kresek dengan kisaran harga Rp.12.000,- saja. Harga naik dalam kondisi tertentu.


Bantu mimpi kami mewujudkan Pesisir Pantai Selatan yang kaya manfaat ~ Agus Saptanudin  (PANSELA/TAGANA).

Hidup itu keras, tapi alam menyediakan semuanya. Kadang kita saja yang kurang belajar dan merasa seakan tau semuanya. ~ Mas Dar (PANSELA/TAGANA) "Laron Gundul"
Mas Dar, mantan anak jalanan yang kini menjadi aktifis dan pelindung kawasan hutan mangrove Logending mengajarkan tips survival dan memanfaatkan apa saja yang ada di lingkungan sekitar untuk bertahan hidup. Beliyau ini keren banget, liat aja stylenya anak pantai banget nggak sih?

Pak Kamsi (topi hitam), penggagas PANSELA.
Bonus nih... ini yang seru, liburan bareng keluarga memandang hamparan buih ombak pantai, menghirup Oksigen segar di hutan bakau sambil naik perahu. Bisa mampir juga di tempat pembibitan Mangrove. Komplit! Wisata dapet, ilmu dapet, juga kuliner dapet. Kalau masalah jodo, ya tergantung lah, gak usah ngarep karena baper lho ya. :) 


 
Sekian deh, sekilas cerita saat peringatan Hari Menanam Nasional yang dirangkai entah dari mana datangnya inspirasi itu. Soalnya ini dah tertimbun lama baru sekarang aja sempat menulis lagi di blog. Semoga coretan ini dapat mewarnai harimu.

Wassalam...

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Wah,,, asyik tuh gan. nice post ;)

author
Catur Pamungkas
Hanya kataku, yang tak seharmoni angan dan imaji.