Diberdayakan oleh Blogger.

Internet dan Dedek Gemez

Zaman sekarang siapa yang nggak kenal sama internet?

Dimulai dari balita sampe tua bangka tahu apa itu internet.

Namun, melihat keblingeran yang terbungkus dalam negativa berita, terutama soal kasus dampak buruk internet semakin merajalela. 

Kasus yang paling dominan adalah tentang kekerasan seksual. 
Akhir-akhir ini kita dihebohkan dengan kasus pemerkosaan remaja, dan netizen menyambut riuh dengan gemuruh simpati yang sangat mendalam. Netizen menyuarakan berbabagi pendapatnya tentang kasus tersebut. Harapannya, kasus-kasus pelecehan seksual yang terjadi akan berkurang. Lalu, tak selang lama presiden Jokowi menegaskan mendukung hukuman kebiri bagi pelaku kekerasan seksual. Sampai saat ini, masih menjadi pertimbangan bagaimana nantinya kebijakan tersebut diluncurkan dan disahkan. Semoga saja akan ada banyak pembenahan mengarah ke hal yang positif.

Menyoal kekerasan seksual yang terjadi, banyak pula yang menyangkut pautkan dengan yang namanya internet. Gara-gara internet, pelaku horny liat begituan lalu meluapkan disertai tindakan paksa hingga merenggut masa depan seorang anak yang mana merupakan harapan bagi orang tua, keluarga, bangsa dan negara.

Oke, kita tarik garis kesinambungannya dengan kehidupan sehari-hari. Ya,, gadget pastilah jadi perihal yang tak boleh dilewatkan seiring waktu terus beputar. Lha kenapa?

Sekarang, paket internet data jauh lebih menjadi kebutuhan dasar nan pokok bagi sebagian besar remaja Indonesia apalagi pecandu media sosial. Sejauh ini, Media Sosial sangat berpengaruh. Tinggal digunakan untuk apa. 


Semakin banyaknya dedek-dedek gemez upload foto selfie, maka semakin besar pula hasrat untuk ngehitz. Para remaja tak  mau kalah saing dimulai dengan teman sebangkunya. Eksis, BBM,WA,Instagram, Facebook, Twitter sudah jadi aplikasi wajib untuk mengkonsolidasikan rating ke-ngehitz-an. Di mulai buat ngepoin temen dan kenalan, sampe mbribik-mbribik yang mengakibatkan skala per-baperan NKRI semakin membuncah ~ - mereka ndak sadar ada berapa jutaan gembel warnet yang stalking berniat tidak baik. Eh, kita emang diajarkan ndak boleh berprasangka buruk, tapi waspada adalah keutamaan. Jadi adik-adik yang baik dan cantik, gunakan internet dan media sosial untuk kegiatan positif nggih, menjalin silaturahmi misalnya. Meski kesal terpendam karena masih baper karena mantan, itu jauh lebih baik ketimbang ngumbar hal yang tidak-tidak.

Kalau remaja tahun 90an pasti sudah banyak yang beruban,.. eh berubah maksudnya. pas dulu harga kartu perdana bisa nyampe 50 K, sekarang 2 ribuan bisa didapet di konter terdekat. Ya, kemajuan jaman emang mbikin banyak kemudahan. Konter-konter di pinggiran jalan hingga masuk pelosok desa, pasti menyediakan paketan data bergiga-giga. Hal ini memungkinkan user semakin khidmat mantengin layar hape atau gadget seperti laptop berjam-jam. 

Tak ayal, mainan tradisional anak-anak generasi 90an lama kelamaan terengut seiring berjalannya waktu. Main kelereng,  Ceplukan, Enggrang, Gangsir, Adu Jangkrik, Sunda Manda, Petak Umpet, sampe Ular Naga-Nagaan semakin meredup. Sedih :(.

Padahal, dulu masih jarang yang tau apa itu internet. padahal dulu masih jarang yang punya gadget. Tapi semangat ukhuwah tetap terjaga tanpa syakwasangka, gotong royong semakin menguat karena pesan tersembunyi dari permainan tradisional banyak sekali nilai-nilainya. Maka, keasyikan mana lagi yang kau dustakan. Dus dewasa kini, yang tradisionil malah dikira kuno, dasar cah kakean micin!

Oleh sebab itu, sebuah kemajuan teknologi dan zaman adalah sebaik-baiknya yang memudahkan keperluan hidup khalayak manusia. Jika merasa malah mempersulit, maka introspeksilah. Jika banyak permasalahan negatif tentang internet dan media sosial, maka benahilah. So, buwat apa Internet Cepat di Indonesia? Ndasmu.


Tidak ada komentar:

author
Catur Pamungkas
Hanya kataku, yang tak seharmoni angan dan imaji.