Diberdayakan oleh Blogger.

Sedikit Pemahaman Kontekstual

IMG00253-20121209-1442
 
"Musuh yang paling besar adalah diri kita sendiri". Hal tersbut juga secara kontekstual sudah termaktub di kitab suci Al-Qur'an yang berupa Qalamullah. "Aku (Allah) tidak akan merubah suatu kaum jika kaum itu tak merubahnya sendiri”.
 
Jika kita tidak memulainya dahulu, tak akan pernah terjadi apa-apa. Jika mengurungkan niat baik dan menundanya, maka penyesalan dalam hati jadi semacam hal yang menghantui. Kadang kita bisa galau karena merasa ada sesuatu hal yang harus dilakukan, lalu timbul pertanyaan. “Bagaimana caranya”.
 
Pertanyaan yang ada dalam diri kita sebenarnya bisa terjawab sendiri dengan apa yang kita lakukan. Ikuti kata hati kecil dan yakin, percaya diri. Selagi niat baik, pasti ada jalan.
 
Dalam tahap menjawab pertanyaan yang timbul inilah pembelajaran cara pandang terhadap realita sedang berlangsung.
 
Jawaban tentang pemahaman secara kontekstual sering diartikan sebagai salah satu perspektif cara berpikir seseorang. Sangat dekat kaitannya dengan persepsi namun berbeda dengan paradigma.
 
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman kontekstual bisa kita katakan sebagai berikut :
1. Tingkat Pendidikan
2. Pengalaman Hidup
3. Lingkungan Sosial
 
Tingkat pendidikan berlaku kepada orang yang pernah mengenyam pendidikan secara formal. Artinya dari SD sampai jenjang berikutnya. Pengalaman adalah guru terbaiik bagi kehidupan, mungkin inilah alasan mengapa masa lalu bersifat positif turut membangun cara pandang seseorang dalam menyikapi suatu hal. OKe selanjutnya kita tilik dari sisi realita. Jika kamu ingin mengetahui siapa orang tersebut dan bagaimana attitude-nya, tanyakan kepada sahabat / teman terdekat dimana ia tinggal. Bisa dikatakan cara pandang seseorang juga dipengaruhi oleh lingkungan sosial.
 
Meskipun penilaian secara kontekstual dan cara pandang orang bukanlah hal yang bersifat absolut, justru inilah letak keunikan manusia. Bisa saja kita salah menilai orang dari luarnya saja. Bisa pula sebaliknya.
 
Selamat Belajar kawan Smile.
 
author
Catur Pamungkas
Hanya kataku, yang tak seharmoni angan dan imaji.