Biarlah kusamku mengenduskan
Otak kanan kiri kini memberontak
Menyatukan atau menyabukan
Membungkam tabir diri ini menyusahkan aku –kau
Meninggalkan raungan mereka, membunuh deras dalam bingkai belati
Menjelajahi bukit pasir terpanaspun
Gemerlap kunci kunci itu menertawaiku dengan jenggot di mukamu
Jendela jendela enggan terbuka tirai awal pagi cerahmu
Kisah kini menjadi terawang antara bumiku dan langitmu
Genderang tongkat kutancap tanpa siapa tahu
Bukankah itu?
Mereka, aku, kau adalah palsu?
Ilusi remang menghampiri tujuan kalbu…
Pertanda akankah itu?
Entah siapa tahu, hanya manusia tak tau malu
Terpikirkah olehmu?
Berontakmu disamping kiri sebelah mata kananmu
Bersihkanlah dagu terindahmu
Renungkanlah mata , hidupkanlah telinga, rasakanlah raga
Kelak, bumi ini menyaksikan aku mampu berdiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar